PANGANDARAN JAWA BARAT - Bagaimana kami bisa makan karena areal sawahnya terendam banjir, benih padi yang baru saja ditanam pun mati membusuk.
Lahan persawahan ini tepatnya berada di wilayah Dusun Anggaraksan, Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Seorang Petani setempat, Gino (46 thn) mengatakan, banjir di lahan persawahan ini terjadi sejak hari Sabtu tgl 27 februari 2024 sore hari setelah hujan deras.
“Karena pembuangan air hanya mengandalkan sungai Ciseel, tapi mandeg karena sungai Ciseelnya penuh, yang ahirnya air masuk lagi ke sawah. Banjir seerti ini biasanya menggenangi lahan persawahan terjadi 2X setahun saat musim penghujan "katanya", Senin (29/01/2024).
Sekretaris Desa Maruyungsari, Supardi mengatakan, banjir ini terjadi akibat normalisasi pembuangan air Sungai Apoor Ciilat, di Desa Paledah, Kecamatan Padaherang.
“Dampaknya itu lahan yang sebelumnya produktif saat ini tergenang menjadi rawa",
Kami dari pihak desa berupaya meminta pihak-pihak terkait untuk mencari solusinya, agar lahan persawahan produktif di Dusun Tarisi dan Dusun Anggaraksan lokasi di BT 1 dan BT 2, BBL 5 yang terdampak langsung segera bisa diatasi "katanya",
Kami pihak Desa sudah berkomunikasi dengan mengirim surat ke Dinas Pertanian, Bidang PSDA dan Bappeda Pangandaran. Instansi tersebut bahkan sudah turun survey langsung ke lokasi.
Lahan persawahan produktif yang terdampak sekitar 200 hektaran, saat ini biasanya sudah mulai musim tanam, tetapi akibat sungai apoor Ciilat yang fungsinya sebagai pembuang namun terendam banjir, maka tidak berfungsi akibat adanya pengerjaan normalisasi dan peninggian tanggul.
Menurut Supardi, biasanya walaupun 3 kali hujan deras air biasa surut kembali dan Lahan pun sudah bisa diolah dan siap tanam.
“Tapi saat ini masih tergenang, kami berharap pihak BBWS dalam hal ini yang mengerjakan normalisasi dan peninggian tanggul apoor Ciilat untuk segera menangani permasalahan ini " katanya",
Sementara Kepala Bidang PSDA Dinas PUTRPRKP Kabupaten Pangandaran, Indra Gunawan mengatakan, pihaknya setelah mendapat laporan langsung menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan BBWS. Pihaknya pun mempertanyakan kenapa setelah dilakukan normalisasi malah menjadi banjir.
“Dampak positif dari normalisasi itu tidak ada, malah justru menjadi genangan air, mohon dari BBWS untuk meninjau kembali situasi dan kondisi di lapangan "katanya",
Menurut Indra, pihaknya sudah menyampaikan keluhan masyarakat ke Unit Pengelolaan Irigasi (UPI) yang berlokasi di Bendung Manganti.
“Karena UPI ini bagian dari BBWS yang menangani permasalahan tersebut sudah kita sampaikan, dan katanya akan ditindaklanjuti ke lapangan. Mudah-mudahan segera ada solusinya "kata Indra".
Sementara Kepala Dinas Pertanian Pangandaran Yadi Gunawan saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah turun ke lapangan dan melihat kondisi sawah produktif yang kini terendam banjir tersebut.
Baca juga:
Bagas: Dari Preman Menjadi Petani Sukses
|
“Kami berharap agar lahan persawahan produktif itu segera berfungsi kembali agar ketahanan pangan masyarakat tetap terjaga "katanya". (Anton AS)